Halaman

Terapi Sel Punca Mengatasi Stroke dan Kebutaan



Dua uji klinik sel punca secara terpisah akan dilakukan di Inggris untuk terapi bagi penderita stroke dan kebutaan. Sel punca atau Terapi Stroke itu diambil dari janin manusia yang gagal lahir atau digugurkan dan akan diinjeksikan ke otak pasien.

Uji coba yang akan dilakukan di Glasgow Juni nanti itu masih menunggu persetujuan komite etik. Namun, hal ini menuai kontroversi dan digambarkan kelompok penentang aborsi sebagai ”proposal yang sakit”.

Secara terpisah, uji coba selama dua tahun yang melibatkan 20 pasien dengan kebutaan pada kornea akan dimulai bulan ini di Princess Alexandra Eye Pavilion di Edinburgh dan the Gartnavel General Hospital di Glasgow. Bila sukses, terapi dengan sel punca dari donor dewasa yang meninggal ini bisa membantu jutaan penderita kebutaan di dunia, sekitar 80 persen dari mereka berusia lanjut. Riset ini relatif tidak kontroversial daripada terapi sel punca dari embrio manusia.

Dalam terapi itu, sel punca dewasa diambil lalu dicangkokkan ke kornea. ”Saat ini tiap bulan saya menemukan dua atau tiga kasus baru gangguan kornea,” kata Prof Bal Dhillon yang memimpin uji coba itu kepada kantor berita AFP, di London, Inggris.

Sel punca untuk terapi stroke diharapkan meregenerasi wilayah otak yang rusak karena stroke, meningkatkan kemampuan gerak serta mental pasien. Uji coba terapi stroke yang dimulai pertengahan tahun ini akan melibatkan empat kelompok yang masing-masing terdiri atas tiga pasien selama dua tahun untuk menguji keamanan dan manfaatnya.

Namun, pemakaian janin yang digugurkan untuk menciptakan sel punca ini ditentang banyak pihak. Menurut juru bicara Perhimpunan Antiaborsi, terapi sel punca dengan embrio manusia adalah kanibalisme anak yang gagal lahir karena aborsi. Dengan cara apa pun, hal terapi stroke itu tidak etis karena membunuh manusia untuk membantu yang lain.

Menanggapi hal itu, Dr John Sinden dari Divisi Iptek Reneuron, perusahaan yang mengembangkan sel-sel, menyatakan, pihaknya hanya mengambil satu donasi jaringan untuk membuat produk itu. ”Kami punya teknologi yang bisa memperbanyak produksi sel individual jadi berbagai sel untuk terapi dengan jaringan janin,” ujarnya.

Dalam studi itu, kelompok terapi stroke pertama akan menerima dosis rendah dari dua juta sel punca janin. Dosis ini bertahap ditingkatkan. Kelompok terapi stroke terakhir akan menerima 20 juta sel punca yang dianggap cukup untuk meregenerasi daerah otak yang rusak.

Keith Muir, konsultan yang memimpin uji coba terapi stroke itu di Southern General Hospital di Glasgow, menyatakan, terapi ini bisa membentuk sel saraf baru untuk regenerasi sel-sel dan memulihkan fungsi saraf pasien.

Selama ini terapi stroke berfungsi memulihkan daerah otak yang rusak tetapi tidak meregenerasi sel-selnya. ”Fisioterapi bisa mereorganisasi fungsi otak, tetapi tak bisa membuat sel-sel baru,” ujarnya.

kompas.com